Jakarta, Greenhealth.id – Dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medis RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr Kevin Priyanto Sp.KFR melarang pasien yang telah menjalani operasi jantung untuk mengangkat beban berat.
“Kami tidak menyarankan pasien yang telah menjalani operasi jantung untuk mengangkat beban berat. Apabila harus mengangkat beban jangan setinggi lewat di atas mata,” ujar dr Kevin dalam diskusi kesehatan jantung di Jakarta, Rabu 6 September 2023.
Dokter yang juga menjadi anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri) ini mengatakan, saat operasi jantung, dokter akan memotong tulang dada yang tersambung dengan tulang selangka (collar bone). Pasien yang sudah operasi jantung sangat berisiko mengangkat beban berat.
Efek dari operasi pada tulang dada yang tersambung dengan collar bone akan berpengaruh terhadap kegiatan yang memerlukan pergerakan dari tulang tersebut, seperti kegiatan menulis, memeluk, dan mengangkat bahu hingga atas mata. Akibatnya, pasien yang sudah menjalani operasi jantung akan merasakan sakit di bahu jika tidak berhati-hati menjalankan kegiatan seperti itu. Mengangkat beban berat sangat berisiko.
Lebih lanjut, dr Kevin mengatakan, mengangkat beban berat di atas 2,5 kg memakai satu tangan, aktivitas menarik barang dari atas dengan satu tangan, berkendara sendiri dan mengambil barang dari belakang harus dihindari oleh pasien yang sudah menjalani operasi jantung.
“Hal-hal ini yang harus dicegah, termasuk angkat galon juga tidak disarankan,” kata dr Kevin menegaskan.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, RSPJN Harapan Kita tidak hanya melayani rehabilitasi jantung pada pasien dewasa, namun juga berlaku pada pasien anak maupun bayi. Untuk pasien bayi, dokter akan mengejar target tumbuh kembangnya sesuai tahapan di usianya. Hal ini karena pasien jantung anak atau bayi tumbuh kembangnya bisa berbeda dengan anak sehat seusianya.